Laman

Om Swastyastu, selamat datang di blog KMH Vidya Dharma Putra Ganesha - ITB :: Hubungi Kami di kmhitb@gmail.com

30 April 2010

Hiking KMH ITB

[KMH ITB], Bandung. Om Swastyastu,


“Perjalanan wisata alam memang salah satu alternatif yang tepat untuk merilekskan saraf-saraf yang tegang. Seperti yang dilakukan oleh para anggota KMH ITB VIDYA DHARMA PUTRA GANESHA” pada sabtu, 3 april 2010 lalu.berikut sekelumit cerita mengenai hiking tersebut.”
Sabtu, 3 April 2010, pada pukul  09.00 wib perjalan hiking dengan rute dago-maribaya dimulai. Perjalanan hiking ini diikuti oleh 12 orang anggota KMH ITB “VIDYA DHARMA PUTRA GANESHA”. Diawali dengan naik angkot Dago dan kemudian berjalan beberapa ratus meter melewati jalan setapak di pemukiman penduduk, rombongan tiba di PLTA BENGKOK. Rute berikutnya adalah tangga yang berada di sebelah pipa air PLTA tersebut. Tangga yang lumayan banyak dan terjal tersebut cukup membuat kami merasa kelelahan. Setelah beristirahat beberapa menit, kami melanjutkan perjalanan. Kami melewati beberapa pemukiman penduduk, dengan jalan setapak yang belum di aspal. Kemudian kami memasuki kawasan gerbang THR Juanda, suasana hutan yang asri mulai terasa. Setelah membayar karcis masuk, kami mulai melewati jalan setapak yang berpaving dengan pepohonan pada kedua sisinya. Beberapa dari pepohonan tersebut, berisi pelat yang bertuliskan nama latin serta jenisnya Obyek wisata pertama yang kami temui adalah “Goa Jepang”. Seperti namanya goa ini dibangun pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Goa ini berupa lorong-lorong yang panjang dan bercabang-cabang, sekilas terlihat gelap dengan dinding yang lebar dan kokoh. Disekitar Goa Jepang ini, nampak beberapa penduduk sekitar menjajakan  senter sewaan untuk masuk ke dalam goa tersebut.Perjalanan berlanjut, tak beberapa lama kami tiba di “Goa Belanda”. Goa yang di bangun pada masa penjajahan Belanda ini berukuran lebih kecil dari goa sebelumnya. Pada awalnya goa ini berfungsi sebagai terowongan air. Di mulut Goa Belanda terdapat pintu besi dan peta lorong-lorong pada goa tersebut. Sepanjang perjalan berikutnya kami melintasi jalan setapak, dan singgah di balai-balai untuk beristirahat sejenak. Terlihat pula beberapa pengunjung lainnya, dan beberapa orang melintas mengendarai sepeda motor. Dan beberapa pedagang yang menjajakan dagangannya, mulai dari kopi, jagung, camilan hingga makanan berat.
Terdengar suara derasnya air ketika kami melewati sebuah jembatan, dengan sungai yang deras dibawahnya, sesekali kami melihat monyet-monyet dan penghuni hutan lainnya. Tak lama kemudian kami tiba di air terjun Maribaya. Setelah melewati jalan setapak yang berundak-undak dan licin. Akhirnya kami dapat menyaksikan air terjun Maribaya dari dekat. Terasa sejuknya cipratan air dari air terjun, sayangnya jembatan kayu yang melintasi air terjun tersebut sedang rusak . karena hari yang sudah siang, dan perut yang sudah mulai terasa lapar, kami memutuskan bejalan ke seberang dengan melewati jembatan lainnya. Setelah menemukan tempat yang rindang dengan pemandangan yang indah kami mulai beristirahat dan makan siang. Sambil menikmati rujak yang telah kami persiapkan. Di tempat tersebut juga terdapat beberapa warung makanan yang menyediakan berbagai jenis makanan. Ketika hari mulai beranjak sore, kami berkemas-kemas bersiap untuk pulang. Perjalan yang menempuh jarak sekitar 6 km tersebut, terasa singkat dan menyenangkan. (Wiwik)
Om Santi, Santi, Santi Om

Pelatihan Mekidung untuk Anggota KMH ITB

[KMH ITB], Bandung. Om Swastyastu,

KMH Vidya Dharma Putra Ganesha ITB baru-baru ini mengadakan acara pelatihan mekidung bagi seluruh anggota KMH ITB. Dalam pelatihan mekidung ini, KMH mengundang Ibu Endang selaku Ketua WHDI Cimahi untuk memberikan pembekalan kepada anggota KMH ITB tidak hanya mengenai bagaimana mekidung yang baik, tetapi juga memberikan kami semua bekal bagaimana kita sebagai umat Hindu seharusnya bersikap. Selain itu beliau juga memberikan motivasi kepada kita para mahasiswa untuk kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi di tengah jadwal kuliah dan kegiatan yang padat.

Pelatihan mekidung dilaksanakan pada hari Jumat, 9 April 2010 bertempat di ruang 9016 gedung Oktagon ITB. Pelatihan mekidung tersebut berlangsung selama dua jam, mulai pada pukul 11.00 sampai dengan 13.00. Meskipun hanya dua jam, pelatihan tersebut memberikan banyak hal kepada kami yang hadir pada pelatihan tersebut.

Sebagai pembukaan, Ibu Endang menceritakan pengalaman hidupnya, bagaimana ia mulai memeluk Agama Hindu (Ibu Endang memeluk Agama Hindu baru setelah ia menikah dengan suaminya), bagaimana ia berusaha keras untuk ‘mempelajari’ Agama Hindu dan bagaimana ia merasakan kuasa Ida Sang Hyang Widhi yang selalu memberikan kemudahan dalam setiap masalah yang ia hadapi. Dari cerita-cerita beliau tersebut, beliau ingin menyampaikan pesan kepada kita untuk selalu ‘dekat’ dengan Ida Sang Hyang Widhi dengan cara lebih rajin sembahyang, dan berusaha memahami ajaran weda.

Setelah itu, beliau juga bercerita tentang makna dari mekidung dan cara mekidung yang baik. Beliau juga mencontohkan beberapa kidung, seperti: kidung pamendak, penghayatan wargasari, dan kidung turun tirta.

Sebelum pulang, Ibu Endang memberikan buku panduan untuk doa sehari-hari kepada anggota KMH ITB. Jika ada teman-teman anggota KMH ITB yang ingin memiliki buku tersebut, buku tersebut ada di sekretariat KMH ITB dan dapat diperbanyak. Besar harapan kami sebagai anggota KMH ITB untuk dapat ngayah mekidung pada saat Purnama atau pada saat piodalan di pura-pura, untuk itu acara pelatihan mekidung ini terasa sangat bermanfaat bagi kami.
(Ratih)

Om Santi, Santi, Santi Om

28 April 2010

Kilasan Dharma Shanti Mahasiswa Hindu DKI Jakarta…

 [KMH ITB], Bandung. Om Swastyastu,

Semangat jiwa muda untuk berkarya…

 Ada banyak sekali Darma shanti yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Raya Nyepi tahun baru saka 1932. Kali ini kita membahas salah satu diantaranya yaitu Darma Shanti Mahasiswa Hindu DKI Jakarta yang diadakan pada tanggal 11 April 2010 di Gedung Utama Pertamina jalan merdeka timur 1a  Jakarta pusat. Hal yang menarik dari Dharma Santhi ini adalah acara ini sepenuhnya di koordinasikan oleh mahasiswa.

Seluruh  mahasiswa yang berasal dari berbagai Keluarga Mahasiswa Hindu (KMH) dari masing-masing  universitas   di kawasan DKI Jakarta yang  diwadahi oleh  Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) terlihat sangat kompak, saling bahu-membahu penuh kebersamaan dalam menyelenggarakan acara ini. Rekan-rekan mahasiswa ini menggandeng PT. Pertamina dan BP Migas sebagai sponsor.

Tema acara ini sungguh luar biasa yaitu “Kita Bangga Menjadi Hindu”,  sebuah tema yang provokativ untuk  menggugah kesadaran dan kepedulian terhadap kemajuan Hindu. Hadir sebagai pembicara dalam sesi Dharma Tula yaitu Bapak I Nengah Dana selaku sekretaris Parisada Hindu Dharma Pusat dan Saras Dewi yang merupakan dosen filsafat Universitas Indonesia. Acara nya dikemas cukup cukup menarik dengan di selingi beberapa penampilan kesenian. Salah satu yang menjadi acara puncak adalah Tari Kecak yang dipersembahkan oleh rekan-rekan KMHD STAN Jakarta.

Jangan pernah merasa kecil, minoritas, atau rendah diri. Justru banggalah menjadi Hindu dan tunjukkan kualitas diri orang hindu yang luar biasa dihadapan masyarakat luas. Begitulah sekilas pesan yang dapat kami tangkap saat menghadiri acara ini.  KMH ITB turut berpartisipasi menghadiri acara ini untuk memberikan apresiasi atas apa yang dilakukan oleh rekan-rekan mahasiswa di Jakarta. Oke deh,  salut buat kekompakan dan semangat temen-temen kita di Jakarta. Memang seharusnya Yang Muda Yang Bersemangat…(Hendra)

Om Santi, Santi, Santi Om